‘FLASHBACK’ DI BROMO





Kali ini saya akan share pengalaman saya ketika berkunjung ke Gunung Bromo, Malang. Sebenernya, ini bukan lah kali pertama saya mengunjungi Gunung Bromo, ini adalah kali kedua saya mengunjungi gunung tersebut. Bedanya adalah jika dulu saya dibayarin pergi Ke Bromo dan tidak mengurus perjalanan saya kesana karna sudah diurus oleh kaka saya, sekarang saya bayar dan mengurus semua perjalanan saya sendiri untuk menuju gunung yang menjadi salah satu icon wisata Jawa Timur tersebut.

Ohya ya teman, saya pergi ke Gunung Bromo dengan mengikuti open trip yang sudah dan banyak ditawarkan di media sosial instagram, harga paket tournya untuk satu orang sekali jalan menuju kawasan Gunung Bromo tersebut adalah 300 ribu Rupiah, dan itu sudah include Penjemputan di area Malang kota, Jeep menuju Gunung Bromo, perjalanan menuju seruni point, bukit teletubies, dan pasir berbisik di kawasan gunung bromo tersebut serta perjalanan balik menuju malang kota lagi.

Alasan saya kenapa saya mengikuti open trip kenapa tidak jalan sendiri/naik sepeda motor menuju gunung bromo, adalah karna saya sudah tahu berat nya trek perjalanan menuju gunung tersebut seperti apa, maka dari saya urungkan niat saya yang tadinya ingin bermotor ria menuju kawasan tersebut. Apalagi trip saya menuju Gunung Bromo kali ini adalah disaat weekdays, yang dimana selama perjalanan akan terasa sepi pengunjung, (takut kenapa napa dan ga ada yang bantu wkwkwk)

Selama perjalanan menuju kawasan Gunung Bromo, saya merasa seperti suasana saat pertama kali saya mengunjungi tempat ini, saya terbawa masalalu saya dimana saat itu suasananya sangat menggembirakan. Tetapi kali ini berbeda, orang-orangnya pun berbeda, suasana sedikit kaku karna ada beberapa diantara kami yang tidak saling kenal.

Hingga akhirnya, ditengah perjalanan kita pun berhenti disuatu rumah untuk menjemput tourguide kita saat itu. Dalam benak saya, saya tidak asing dengan suasana di daerah tersebut, rumahnya juga kaya pernah lihat. Atau jangan jangan....

Yap bener, tour guide saya kali ini, orangnya sama dengan orang yang ‘guide-in’ saya waktu saya pertama kali ke bromo (wkwkw..) jangan-jangan kita jodoh. Saya pun masih ingat namanya, Mas Koil namanya. Dan saat itu saya berpikiran bahwa perjalanan saya pun sedikit akan mengasyikan, karna Mas Koil ini orang terkenal suka becanda dan tidak kaku.

Pertemuan yang tidak sengaja, namun direncanakan Tuhan.
Awalnya dia (Mas Koil) tidak terlalu ingat dengan saya, tetapi lama-kelamaan dia pun ingat dengan saya dan rombongan saya waktu dulu. Waow, saya saat itu merasa benar-benar ‘flashback’ ke masa lalu saya. Sepanjang perjalanan suasana pun perlahan berubah dari yang kaku, menjadi lebih cair dan lebih akrab..

Dan akhirnya ya gitu deh, senang dan bahagia bareng-bareng (apasih) wkwkw...

*FYI : Artikel ini tidak terlalu penting*

Komentar